
Custom Search
Milan - "Maaf kalau terdengar sombong, tapi saya seorang yang istimewa." Kalimat itu menjadi sangat terkenal dan menjadi pencitraan Jose Mourinho. Tapi ada kalanya ia pun terdengar santun dan rendah hati.
Mourinho selama ini dikenal sebagai sosok manajer yang cerdas dalam berkata-kata. Setiap omongannya selalu dinanti-nantikan wartawan karena pasti sangat 'menjual'. Ia memiliki frase yang kaya, dan kalau menyindir pihak lain, bisa satire bahkan pedas luar biasa, tanpa kehilangan bumbu cerdasnya.
Banyak cerita perang urang syaraf dari seorang Mourinho, seperti dulu dengan Sir Alex Ferguson, Arsene Wenger, Rafael Benitez, sampai di tanah Italia dengan Carlo Ancelotti, Pietro Lo Monaco, dan lain-lain.
Tapi, dari ucapan-ucapan refleksinya tentang keberhasilan Inter Milan meraih Scudetto musim ini, di mana ia adalah arsiteknya, tertangkap kata-kata yang sangat merendah dari orang Portugal itu. Ia tak banyak menunjuk ke dadanya, juga memberi apresiasi pada pihak-pihak lain.
Itu ia tuturkan dalam Inter Channel, saat Nerazzurri memastikan titel Seri A untuk kali keempat berturut-turut, menyusul kekalahan AC Milan dari Udinese dengan 1-2 hari Minggu (17/5/2009) dinihari WIB. Berikut petikannya:
"Saya selalu mengatakan, tim terbaik-lah yang memenangi liga, sekalipun bukan saya yang menangani tim tersebut."
"Tapi dalam momen yang berbahagia ini, saya ingin berterima kasih kepada semua orang: staf, penjaga lapangan, tukang bersih-bersih, semua yang bekerja dalam bayangan, dan juga pemain-pemain yang tak ada di sini hari ini: Adriano, (Olivier) Dacourt, dan (Ricardo) Quaresma."
"Ini cuma awal. Banyak yang telah berbuat lebih baik dibanding saya di Inter, dan saya tahu sepakbola. Saya tahu bahwa tanpa hasil-hasil, tidak ada gairah. Dan saya harus terus seperti ini supaya terus bersemayam dalam hati Interisti."
Tentang kunci suksesnya menangani Inter dan langsung memenangi Seri A, Mourinho menyebut: "Sebuah cara yang berbeda dalam hal komunikasi."
"Saya ingin memotivasi pemain dan tak pernah berniat mempermalukan siapapun. Saya sungguh berpikir bahwa respek adalah hal yang sangat penting. Tidaklah mudah jadi juara di Italia di musim pertama, tapi saya bahkan lebih puas karena saya satu-satunya pelatih asing fi Seri A saat ini."
"Saya tak ingat apakah punya pertandingan-pertandingan gampang sepanjang liga. Milan dan Juventus pun lebih tangguh dibanding mereka tahun lalu," tuturnya.
Juga Mourinho berkomentar soal Zlatan Ibrahimovic yang sedang dispekulasikan bakal meninggalkan Giuseppe Meazza. Jika selama ini ia berpinsip pemain bintang bukanlah segalanya, namun ia pun tak mau abai begitu saja.
"Kemampuan kami harus meningkat supaya bisa memenangi Liga Champions. Jadi, saya tak bisa membayangkan sebuah tim Inter tanpa Ibrahimovic dan pemain-pemain penting lainnya," pungkas Mourinho.
Adem-ayem saja bukan?
Andi Abdullah Sururi - detiksport
Mourinho selama ini dikenal sebagai sosok manajer yang cerdas dalam berkata-kata. Setiap omongannya selalu dinanti-nantikan wartawan karena pasti sangat 'menjual'. Ia memiliki frase yang kaya, dan kalau menyindir pihak lain, bisa satire bahkan pedas luar biasa, tanpa kehilangan bumbu cerdasnya.
Banyak cerita perang urang syaraf dari seorang Mourinho, seperti dulu dengan Sir Alex Ferguson, Arsene Wenger, Rafael Benitez, sampai di tanah Italia dengan Carlo Ancelotti, Pietro Lo Monaco, dan lain-lain.
Tapi, dari ucapan-ucapan refleksinya tentang keberhasilan Inter Milan meraih Scudetto musim ini, di mana ia adalah arsiteknya, tertangkap kata-kata yang sangat merendah dari orang Portugal itu. Ia tak banyak menunjuk ke dadanya, juga memberi apresiasi pada pihak-pihak lain.
Itu ia tuturkan dalam Inter Channel, saat Nerazzurri memastikan titel Seri A untuk kali keempat berturut-turut, menyusul kekalahan AC Milan dari Udinese dengan 1-2 hari Minggu (17/5/2009) dinihari WIB. Berikut petikannya:
"Saya selalu mengatakan, tim terbaik-lah yang memenangi liga, sekalipun bukan saya yang menangani tim tersebut."
"Tapi dalam momen yang berbahagia ini, saya ingin berterima kasih kepada semua orang: staf, penjaga lapangan, tukang bersih-bersih, semua yang bekerja dalam bayangan, dan juga pemain-pemain yang tak ada di sini hari ini: Adriano, (Olivier) Dacourt, dan (Ricardo) Quaresma."
"Ini cuma awal. Banyak yang telah berbuat lebih baik dibanding saya di Inter, dan saya tahu sepakbola. Saya tahu bahwa tanpa hasil-hasil, tidak ada gairah. Dan saya harus terus seperti ini supaya terus bersemayam dalam hati Interisti."
Tentang kunci suksesnya menangani Inter dan langsung memenangi Seri A, Mourinho menyebut: "Sebuah cara yang berbeda dalam hal komunikasi."
"Saya ingin memotivasi pemain dan tak pernah berniat mempermalukan siapapun. Saya sungguh berpikir bahwa respek adalah hal yang sangat penting. Tidaklah mudah jadi juara di Italia di musim pertama, tapi saya bahkan lebih puas karena saya satu-satunya pelatih asing fi Seri A saat ini."
"Saya tak ingat apakah punya pertandingan-pertandingan gampang sepanjang liga. Milan dan Juventus pun lebih tangguh dibanding mereka tahun lalu," tuturnya.
Juga Mourinho berkomentar soal Zlatan Ibrahimovic yang sedang dispekulasikan bakal meninggalkan Giuseppe Meazza. Jika selama ini ia berpinsip pemain bintang bukanlah segalanya, namun ia pun tak mau abai begitu saja.
"Kemampuan kami harus meningkat supaya bisa memenangi Liga Champions. Jadi, saya tak bisa membayangkan sebuah tim Inter tanpa Ibrahimovic dan pemain-pemain penting lainnya," pungkas Mourinho.
Adem-ayem saja bukan?
Andi Abdullah Sururi - detiksport
Label: INTERISTI, Mourinho, Pelatih Inter